Tak Suka Durian
Februari 08, 2013Baca Juga
(int) |
Akan tetapi, subjektif, entah mengapa saya sendiri tidak begitu suka dengan buah manis ini.
“Ah, mana ada orang yang tidak suka dengan buah ini?” Salah seorang teman sempat menyangkal atas ketidaksukaan saya terhadap buah yang satu ini. Pagi kemarin kami memutuskan berjalan-jalan menyusuri jalan raya hingga tiba di depan kampus.dan kembali lagi ke redaksi.
Semalam, teman-teman redaksi saya benar-benar baru kebagian durian runtuh, dalam artian sesungguhnya. Salah seorang kakak senior kami mendatangkan lebih dari 10 buah durian semalam, dan dinikmati oleh semua awak-awak redaksi. Tentu saja, tidak termasuk saya.
Bahkan dalam keluarga saya, satu-satunya orang yang tidak suka menyantap buah durian adalah saya. Orang tua saya pun heran dengan kebiasaan saya ini. Mungkin ayah saya malah berpikir, “Anak ini kepalanya habis diketok palu ya sampai-sampai gak doyan makan durian?” Ditawari segerobak durian pun saya tidak bakal menyantapnya.
Hingga kini, saya masih tidak suka dengan buah durian. Berdasarkan memory saya, tak ada satu pengalaman pun yang seharusnya bisa membuat saya trauma atau benci dengan durian. Masa-masa kecil saya cukup bahagia kok dengan buah-buah yang lainnya. Namun, hal yang berbeda berlaku untuk durian. Makan sebiji saja, sudah membuat perasaan saya eneg. Ada yang salah mungkin dengan perut saya?
“Wah, parah tuh ada orang yang ndak suka makan durian,”
Saya sendiri merasa biasa-biasa saja. Ini menandakan bahwa saya UNIK. Ada banyak orang di luar sana yang memiliki kesamaan; suka dengan durian. Sementara saya sungguh merasa berbeda dengan yang lainnya. Seorang diri, saya tidak suka dengan buah yang disukai oleh orang kebanyakan. It's unique.
Mungkin, ini hanya persoalan selera. Tiap orang kan memiliki kegemaran yang berbeda, entah itu untuk buah, olahraga, film, musik, dan yang lainnya. Yaah, selama perbedaan seperti itu tidak membawa kita pada perpecahan. Dengan menghindari durian, saya malah bersedekah dan memperbesar peluang mereka untuk makan durian dengan mengurangi jatah saya. Hehehe… ^_^
--Imam Rahmanto--
0 comments