Medan Story#3

November 15, 2015

Baca Juga

*Sambungan dari sebelumnya

Hidup di kota orang, nyatanya bisa membuat saya bangun lebih awal. Kasur empuk justru membuat kualitas tidur makin baik. Padahal saya agak cemas tidur di tempat yang kelewat nyaman. Khawatir terlalu menikmati tidur dan abai di awal waktu.

Di hotel kami menginap, sarapan sudah menjadi pelayanan sepaket tiap hari. Tinggal turun 16 tingkat dari kamar di lantai 17. Untuk pertama kalinya, saya mendapati prasmanan ala hotel berbintang lima. Yah, mau makan apa saja, semua sudah tersedia. Mulai dari nasi, hingga cemilan kue atau roti. Tak ketinggalan minuman hangat di pagi hari.

Naris kehilangan momen menyeruput cappuccino. Tahu sendiri, kan? Kalau tidak menikmatinya pagi-pagi atau malam, terasa ada yang kurang dalam hidup saya. #sadaap. Beruntung, saya masih bisa mendapatkannya di minimarket seberang hotel. Apalagi di dalam kamar juga sudah tersedia teko pemanasnya.

Oiya, kamar hotel 1710 dihuni saya dan dua orang karyawan dari Production House (PH) yang disewa perusahaan untuk mendokumentasikan acara dan mengolah video teaser. Lantaran berlabel mewah, kamar mandi pun sudah berlabel mewah seperti di film-film. Mau nangis di bawah pancuran? Bisa. Mau berendam sambil luluran? Bisa.

Saya bertemu dengan banyak orang di ruang makan. Atlet dari kontingen Pelindo lainnya juga ikut meramaikan tiap sarapan pagi. Sebenarnya, saya masih belum banyak mengenal para atlet dan petinggi di lingkup kontingen kami. Keakraban saya bermula dari kontingen futsal, yang memang selalu saya ikuti perkembangannya sebelum berangkat ke Medan. Akan tetapi, di beberapa hari ke depan, saya tak canggung lagi berinteraksi dengan mereka. Beberapa orang bahkan sangat akrab.

Pagi-pagi benar saya harus mengikuti pelaksanaan masing-masing cabang olahraga (cabor). Itu berlangsung hampir empat hari. Saya menjelajah dari satu cabor ke cabor lain. Pun, lokasinya masing-masing berjauhan.

"Kita sengaja buat berjauhan, Bang. Biar pegawai-pegawai Pelindo yang belum pernah main ke Medan bisa rasakan suasananya, keliling-keliling kota," ujar salah seorang panitia.

Sayangnya, kendaraan tak memadai untuk bisa mencapai semua lokasi itu. Harus memilih satu diantara cabor yang bertanding nyaris bersamaan. Lagipula, dalam pelaporan event seperti ini, saya hanya perlu melaporkan secara keseluruhan, umumnya perolehan medali dan perkembangannya.

Universitas Negeri Medan (Unimed) termasuk salah satu venue pembukaan Porseni tersebut. Disana, tiap kontingen akan menampilkan parade defile-nya. Kalau tak tahu apa yang dimaksud defile, itu semacam parade perkenalan masing-masing kontingen. Biasanya dimeriahkan dengan yel-yel maupun tarian. Salah satunya, kontingen Pelindo IV yang memadukan kultur budaya tiap wilayah yang diwakilinya.

Kampus Unimed tergolong luas. Lokasinya agak menjorok di tengah kota. Berbeda dengan kampus Universitas Sumatera Utara (USU), yang berada di pinggiran kota. Ibarat keduanya seperti UNM dan Unhas di kota Makassar.

Sayang beribu sayang, di Medan, saya tak punya banyak waktu santai. Event berlangsung hingga petang. Waktu berjalan-jalan hanya bisa dicuri di sela waktu istirahat pertandingan. Malam hari sebenarnya bisa jadi waktu yang strategis. Hanya saja, saya masih belum berani mengambil langkah terlalu jauh sendirian disana. Saya masih harus menghubungi satu-satu kenalan yang ada di Medan.

"Kita mau jalan-jalan juga tidak ada kendaraan. Tak tahu arah pula," ujar salah seorang teman dari kontingen. Kesempatan cuci mata hanya ada di sekitar Cambridge Mall, yang bersisian langsung dengan hotel.

Dan sialnya, kamera (pinjaman) DSLR yang saya bawa harus kehabisan daya di hari pertama. Parahnya lagi, saya tak membawa chargernya. Diantara beberapa fotografer (humas) yang saya temui di hotel, tak satu pun yang punya charger dengan tipe baterai serupa. #duhh pening pala Abang



--Imam Rahmanto--

*Kesempatan menuliskan ini juga seyogyanya sejak kepulangan saya seminggu lalu. Tetapi, tahulah, saya agak kesulitan menyorongkan waktu bagi diri sendiri. Ada yang hilang; waktu.

You Might Also Like

0 comments