Di Maros, Samsung Punya Rumah Belajar

Januari 28, 2015

Baca Juga

Pagi belum lama beranjak. Saya baru saja membuka mata dan tiba-tiba teringat dengan kegiatan yang sudah seminggu dipatok dalam loker “Agenda” di kepala. Yah, bahkan di dalam kepala pun ada lemari-lemari yang tersusun secara sistematis menyimpan segala macam memori, mungkin. Meski begitu, saya tetap selalu butuh bangun pagi.

Siapa pun seharusnya mulai membiasakan bangun pagi. Tak peduli selarut apa pun terlelap. Seberat bagaimana pun sekadar membuka kelopak mata. Karena pagi selalu menawarkan pembaruan.

Seperti hari itu, Selasa (27/1), ketika saya akhirnya mendapat kesempatan sejenak menjauh dari adrenalin berkejar-kejaran dengan studi akhir. Saya menganggapnya sebagai one-day-fresh. Refreshing. Sebulan belakangan, kepala saya terlalu berat dibebani alur skripsi.

Bersama beberapa orang anggota komunitas Blogger Anging Mammiri lainnya, saya diajak serta dalam undangan acara launching Rumah Belajar Samsung (RBS) di Maros. Saya tak pernah menyangka menjadi bagian dari undangan itu. Pasalnya, beberapa hari sebelumnya, kami, para pegiat blogging yang tergabung dalam grup Blogger Anging Mammiri hanya diminta mendaftarkan diri dengan menyertakan alamat blog.

Prasasti batu peresmian RBS. (Foto: ImamR)

Dan selanjutnya akan dipilih 10 orang sebagai perwakilan dari komunitas untuk menghadiri acara itu di Maros. Kata Kak Ipul, pemilihan didasarkan pada keaktifan menulis di blog dan jejaring sosial lainnya. Menjelang hari pelaksanaan, teryata hanya 5 orang yang dinyatakan terpilih. Beruntung, saya termasuk dalam rombongan 5 orang itu. Congrats! Selain saya, ada blogger senior Makassar lainnya; Kak Ipul, Kak Mugniar, Kak Mansyur, dan Kak Heru.

Saya terbangun di sekretariat lembaga pers kampus Profesi. Saya sengaja menginap di redaksi, agar pagi-pagi bisa menyusul ke starting-point di Coffeeholic by Sija. Maklum, karena tak punya kendaraan pribadi, saya bisa nebeng dengan teman-teman di redaksi. Yah, hitung-hitung meminimalisir faktor keterlambatan. Selain itu, jika bertemu dengan teman-teman baru, seharusnya “kesan pertama” selalu menjadi hal paling penting, bukan?

Lewat pukul delapan saya baru bisa menemukan kafe yang menjadi titik pertemuan kami. Saya harus mutar-mutar dulu. Saya tidak tahu, ternyata kafe tersebut hanya berjarak sepelemparan batu dari kantor-redaksi salah satu stasiun tivi lokal Makassar. Apalagi stasiun tivi itu juga dulunya dipimpin oleh seseorang yang kami kenal di lembaga pers kampus sebagai tetua senior kami.

Oke. Paling tidak, saya menemukan referensi kafe baru sekadar tempat nongkrong atau kumpul-kumpul bersama teman. Suasana di “Warkop Dg Sija” ini cukup modern. Sudah mendekati model-model kafe lah. Tapi sekilas, saya bisa melihat nilai-nilai kelokalan tetap dipertahankan. Penganan-penganan tradisional seperti bakpao, jalangkote, lumpia, dan sebagainya masih bisa dinikmati. Hmm…keren. Suasananya juga selalu ramai. Mungkin karena berdekatan dengan lokasi kantor stasiun tivi lokal. Ada banyak pekerja media yang memilih rehat dan bersantai di kafe ini.

***


Ayo, berangkat! (Foto: ImamR)
Siap-siap! (Foto: ImamR)

Jelang pukul sembilan, sesuai jadwal, kami berangkat menuju lokasi. Sebuah bus mengantar rombongan kami. Di dalamnya, ada juga beberapa jurnalis Makassar yang ikut serta. Saya baru menyadari, media memang seharusnya menjadi bagian inti dari undangan acara tersebut. Apalagi acara tersebut diprakarsai oleh perusahaan teknologi terkemuka dunia. Dalam rombongan itu, saya juga bertemu dengan salah seorang senior dari lembaga pers kampus kami, yang kini bekerja di salah satu stasiun radio di Makassar.

Untuk diketahui, RBS ini merupakan salah satu Program CSR (Corporate Social Responsibility) dari Samsung Electronics Indonesia (SEIN). Salah satu perusahaan pengembang teknologi terbesar di dunia ini bekerja sama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) mendirikan sekolah non-formal yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan anak-anak kurang mampu. RBS di Maros sendiri merupakan sekolah ke-4 yang telah didirikan di seluruh Indonesia. Sebelumnya, pihak SEIN dan YCAB telah mendirikan RBS di Jakarta, Cikarang, dan Medan.

Dari Makassar, hanya dibutuhkan waktu sejam untuk mencapai lokasi acara launching RBS. Berdasarkan kerja sama yang telah diteken dengan pemerintah daerah Kabupaten Maros, Taman Nasional Bantimurung menjadi lokasinya. Di area seluas 4,8 hektar dibangun gedung-gedung seluas 240 meter persegi dan dibagi dalam beberapa ruangan kelas.

Selamat datang di Rumah Belajar Samsung. (Foto: ImamR)
Penyambutan sebelum memasuki ruangan pembukaan acara. (Foto: ImamR)

Di lokasi yang berdekatan dengan pintu masuk taman nasional itu, nantinya 125 anak-anak kurang mampu akan disekolahkan untuk dilatih keterampilannya dalam hal pengembangan teknologi. Tentu saja, dengan bantuan dan pasokan dana dari pihak Samsung. Tanpa perlu disebutkan jumlahnya, sudah pasti dana yang dikucurkan pihak SEIN bekerja sama dengan YCAB Foundation untuk CSR ini sangatlah besar. Mereka nampaknya juga tidak setengah-setengah dalam memberikan bantuan pendidikan itu.

“Ada yang kelupaan. Tadi, saya sudah keliling-keliling di lokasi RBS. Saya lihat televisi di kamar-kamar ada yang bagus, ada yang rusak. Jadi, nanti saya akan gantikan saja semuanya dengan televisi dari kami,” kelakar Vice President PT SEIN,  Kang Hyun Lee, dengan bahasa Indonesianya yang masih meddok bahasa Asing.

Ia menyampaikannya di sela-sela pemberian bantuan secara simbolik di acara pembukaan. Sontak, hal tersebut disambut tawa dan antusias oleh peserta dan undangan.

Board Advisor YCAB Foundation, Iskandar Irwan. (Foto: ImamR) 

Selain dirinya, ada juga perwakilan dari pemerintahan Kabupaten Maros yang turut serta membuka acara tersebut. Diantaranya Kepala Pusat Pelayanan Sosial Bina Remaja (PPSBR) Maros, Murni Handa yang menjadi pimpinan dari lokasi di taman Nasional Bantimurung itu. Acara yang seharusnya dibuka oleh Gubernur Sulsel pun hanya dihadiri “pengganti”nya, yakni Sekretaris Dinas Sosial, Patriot Haruni.

“Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan swasta lainnya untuk menyalurkan dana program CSR-nya kesini dan bersama-sama kami menyejahterakan masyarakat,” tutur Patriot. Tiba-tiba saja dalam kepala saya bergumam, “Apa pula peran pemerintah jika hanya selalu berharap pada investasi CSR perusahaan luar?”

Sementara itu, Board Advisor YCAB Foundation, Iskandar Irwan juga tak ketinggalan mewakili yayasannya untuk memberikan sambutan. Sebagian besar, ia memaparkan alasan pendirian RBS tersebut.

“Pengetahuan saja tanpa keterampilan itu percuma. Makanya kita menitikberatkan pada keterampilan atau softskill mereka,” pesannya.

Nah, saya sepakat sekali dengan hal itu!

Saya sebenarnya lebih berharap Sekretaris Jenderal YCAB Foundation sendiri yang menyambangi RBS di Maros. Seperti di Medan, dalam acara serupa, YCAB diwakili oleh Sekjennya sendiri, yakni M. Farhan. Yah, lelaki yang lebih banyak kita kenal sebagai host acara-acara tivi dan penyiar di radio itu ternyata ditunjuk sebagai salah satu petinggi di YCAB Foundation itu, yayasan yang bergerak untuk menyejahterakan masyarakat melalui gerakan-gerakan sosialnya. Kalau tidak salah, ia sendiri baru menjabat sebagai Sekretaris Jenderal pada pertengahan 2014 lalu.

Selamat membaca! (Foto: ImamR)

Oiya, ternyata sebagian besar siswa yang didatangkan dari daerah dan akan belajar di RBS adalah kebanyakan dari kabupaten Enrekang. Ya, saya mengetahuinya dari mengobrol di sela-sela pidato yang kata mereka agak membosankan.  Sama. Maklum, meski berdarah Jawa, saya lahir dan dibesarkan disana. Jadi, ketika mereka bercakap satu sama lain, saya memahaminya, saya segera menyergap mereka dengan pertanyaan, “To Enrekang ko mu mane?”  (Kalian orang Enrekang ya?) dan percakapan bisa melumer lebih hangat.

Salah satu dari mereka menjelaskan, baru akan memulai pelatihan di RBS ini. Mereka diusulkan oleh sekolah mereka di daerah. Sebagian besar berasal dari sekolah kejuruan, yang dibina oleh salah seorang tokoh veteran terkemuka disana. Yah, saya juga mengenalinya sebagai pemilik salah satu universitas di Makassar yang akhirnya diakuisisi oleh salah satu perusahaan swasta terbesar di Sulsel.

“Kami akan diasramakan disini selama 6 bulan,” tuturnya masih dalam bahasa daerahnya. Saya mengangguk-angguk dan sesekali menoleh ke arah orang yang memberikan sambutan di atas panggung sana.

Usai acara pembukaan, kami, para undangan dan media diajak berkeliling ke bangunan yang menjadi lokasi belajarnya. Ada 4 ruang kelas dan 1 ruang Smart Library. Masing-masing kelas, merepresentasikan keterampilan elektronik yang akan dipelajari di dalamnya, yakni Mobile Phone (Telepon Selular), Home Appliance (Peralatan Rumah Tangga), Information Technology (Teknologi Informasi) dan Audio Visual. Dijelaskan lebih jauh, kelas keterampilan akan dibagi menjadi beberapa durasi jam belajar agar bisa mengakomodasi tiap peserta didik.

Smart Library tidak dilengkapi banyak buku. Hanya gadget yang menghubungkan ke banyak jaringan referensi.
(Foto: ImamR)

Mari merakit! (Foto: ImamR)
Kalau tidak salah, ini ruang untuk Mobile Phone. (Foto: ImamR)

Aduh, saya iri dengan keterampilan yang bakal mereka pelajari. (Foto: ImamR)

Ini adalah ruang kelas untuk belajar. (Foto: ImamR)

Acara diakhiri dengan konferensi pers yang cukup menarik perhatian. Seperti yang saya katakan, ada beberapa media lokal maupun nasional yang turut hadir meramaikan launching RBS itu. Ada pula blogger-blogger nasional yang ikut dalam acara launching ini. Salah satunya, Om Jay, yang saya kenali sebagai seorang guru dan Kompasianer aktif.

“Kegiatan CSR ini benar-benar murni untuk membantu menyejahterakan masyarakat. Kalau berpikir tentang keuntungan yang akan didapatkan pihak Samsung, saya kira tidak ada. Samsung sudah menjadi brand teknologi terkenal. Kami tidak perlu repot-repot seperti ini kalau hanya untuk menaikkan angka penjualan,” tutur Kang Hyun Lee menjawab beberapa pertanyaan dari para wartawan.

“Oleh karena, kami memang hanya ingin mengembalikan keuntungan yang telah kami dapatkan dari masyarakat. Tidak ada salahnya menyejahterakan masyarakat karena telah mempercayai produk kami selama ini,” lanjutnya lagi.

Yah, bagi saya, niat salah satu brand android ini untuk membantu masyarakat patut diapresiasi. Terlepas dari maksud lain di dalamnya. Mereka telah membuktikan dengan tanpa sungkan mengucurkan dana yang sangat besar. Meksipun tak ada jaminan bagi lulusannya bisa bekerja disana, namun pengangguran di negeri kita bisa sedikit dikurangi. Bukankah ada banyak pengangguran terdidik di luar sana yang menggelandang hanya gara-gara tidak mempunyai keterampilan atau softskill?

Nah, saya justru berharap melalui bantuan seperti ini, pemerintah daerah bisa “tersentil”. Betapa lebih pedulinya pihak asing atas pengembangan pendidikan di Indonesia dibanding orang kita sendiri. Di saat pihak asing berusaha membuktikan kecintaannya pada negeri kita dengan berbagai cara, orang-orang di negeri ini justru sibuk saling sikut demi memperoleh tahta, yang juga dilakukan dengan berbagai macam cara. Tak malukah kita? Alangkah lucunya negeri ini...


Press Conference. Dari kiri ke kanan: Iskandar Irwan, Kang Hyun Lee, Patriot Haruni, dan Murni Handa. (Foto: ImamR)

Terlepas dari itu, selamat atas launching "rumah" pendidikan baru di Maros. Semoga pendidikan di Indonesia bisa terbaharukan.

***

Terima kasih kepada PT SEIN dan YCAB telah mengundang kami. Khususnya kepada komunitas Blogger Anging Mammiri yang juga telah menyertakan saya. Sering-sering saja.

Beberapa jenak, kegiatan ini bisa menarik saya dari alam bawah sadar atas pikiran “skripsi”. Tak peduli ketika sekembalinya dari acara tersebut, saya harus berjalan kaki nyaris satu kilometer jauhnya untuk mencari angkutan umum demi pulang ke rumah. Hahaha…acara yang lumayan keren. Dapat souvenir pula! Thanks.

Inilah para "aktor-aktris" dari Komunitas Blogger Anging Mammiri. (Foto: Mbak "Public Relationship")


--Imam Rahmanto--

You Might Also Like

2 comments

  1. Yang jilbab pink itu blogger dari Jakarta :)

    Lengkap juga reportasenya Imam.
    Acara ini sekaligus refreshing di sela2 proses nyusun skripsi ya .. itulah asyiknya ngeblog :)

    Saya sempat berbincang dengan anak2 dari Toraja di sebuah kelas. Wakil dari semua kabupaten/kota ada di sini.

    Mudah2an nanti dapat kesempatan lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe....makanya itu, Kak. Saya rangkum saja ke blogger Makassar yang jilbab pink.

      Tapi, ini juga sebenarnya belum lengkap, Kak. Kalau mau lengkap sekali, eneg nanti orang bacanya. Hahahahha... :D

      Hapus