8# Mustahil ya(?)

Maret 12, 2014

Baca Juga

Hh.... izinkan saya membuang napas...

#menghela napas panjaaaaaaang

Seperti biasa, saya menjalankan r-u-t-i-n-i-t-a-s kuliah. Tak ada yang istimewa. Hanya karena seminggu yang lalu saya juga tidak mengikuti tiga mata kuliah saya dalam seminggu itu. Bukan tanpa alasan, tentunya. Saya harus menemani ayah yang sakit pulang ke Enrekang, tanah kelahiran yang bukan tanah kesukuan saya. (?)

Kepala agak berat juga dengan tabloid yang (lagi dan lagi) tak kunjung-kunjung terbit. Sampai-sampai pimpinan umum saya bertanya penyebabnya, saya hanya menjawab "tidak tahu".

"Apa sebenarnya penyebabnya? Sementara anak-anak, saya lihat sudah mengumpulkan ssbagian naskahnya, tapi tetap saja kesalahan yang serupa terulang terus tiap bulan," ujarnya dengan penekanan yang tentu saja dibuat agar emosinya tak meluap-luap pada saya, temannya, yang tidak begitu baik belajar menjadi seorang pemimpin. Saya tahu, ia menahan diri untuk tidak menampakkan emosinya kepada saya di depan teman-teman lain yang masih lebih muda dibanding kami berdua.

Kata seseorang, memang, terkadang ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Saya berharap, kelak manusia menemukan alat untuk saling memahami pikiran tanpa perlu berbicara.

Sedikit mengubah alur pikiran, mencoba menghadiri perkuliahan yang sejak awal sudah saya tekankan pada diri sendiri. Meski di tengah perkuliahan pun saya lebih memilih mengetik beberapa naskah, berita maupun cerita. Terkadang untuk meringankan pikiran kita juga bisa dengan menulis. Menulis saja. Apa saja.

"Berapa banyak keuntungan maksimum yang diperoleh jika memasukkan nilai titik ini?" lamat-lamat penjelasan dosen melintas di kepala saya. Sedikit-sedikit saya menghentikan aktivitas menulis itu ketika dosen mengarahkan pandangan pada posisi saya.

Pun, kemarin saya juga sudah sedikit melihat rak buku "pendidikan" di toko buku Gramedia. Sudah kali kedua saya mengunjungi toko buku itu. Kemarin karena "nebeng" ikut ke acara kunjungan media sekaligus inhouse training crew redaksi saya ke Prambors FM. Saya justru "melarikan diri" ke sekumpulan rak-rak buku di ujung mal sana.

Saya memeriksa kemungkinan buku yang bisa menjadi referensi jikalau telah mengerjakan bakal calon krispi saya. Ada banyak judul yang membuat kepala saya mengangguk-angguk. Sok mengerti, sotoy aja. Sesekali memeriksa cover dan isi bukunya. Yaah, tentu tidak luput dari mencermati barcode harganya. :P

Menghitung waktu yang bakal berlalu, krispi yang semula saya programkan pun masih belum menampakkan realitasnya. Judul yang saya himpun masih saja tersimpan di notes hape saya. Konsep yang dirumuskan pun masih mengepul di kepala saya. Ejawantahnya belum ada. Miris.

Menghitung hari, pun ini sudah menjadi hari ke-35 program #100dayS saya. Sementara, beriringan dengan akademik yang satu itu, saya masih harus menyelesaikan 5 tabloid yang tersisa. Satunya mudah-mudahan bisa terbit minggu ini atau minggu depan. Sampai teman saya sendiri sangsi kalau saya bisa memenuhi tunggakan tabloid itu hingga periode kepengurusan saya berakhir, pertengahan Juni nanti. Moga bukan tepat hari lahir saya ya? :D

Ayolah, saya butuh pengingat untuk segala hal dalam hidup saya. Mengingatkan krispi yang masih saya kerjakan dengan terseok-seok, tabloid apalagi. Sambil mengusahakannya tetap menopang satu sama lain, saya harus menyelesaikannya satu-satu. Seseorang mengatakan pada saya untuk menyelesaikannya satu-satu. Sebuah tulisan lainnya menganjurkan untuk tetap tersenyum dan tersenyum. Ayolah, sisa tiga bulan lagi, Mam. Kepala saya menyemagati diri sendiri.

Di balik prediksi teman-teman yang menganggap semuanya mustahil, saya harus tetap jalan. Ketimbang harus berdiam diri, berpikir banyak hal, yang membuat semuanya semakin kompleks. Contohi saja cara berpikir anak kecil. Lagipula, saya senang menantang kemustahilan itu, karena selalu percaya pada keajaiban... Mari percaya. #just believe it!

(Sumber: google.com)

#100dayS

--Imam Rahmanto--


Posted via Blogaway

You Might Also Like

2 comments

  1. Saatnya kelulusan balapan lari dengan program di organisasi. Target nyampe finish tahun ini kan? Bisa, bisa...

    BalasHapus