Apa Kabar ImamS?

Maret 27, 2013

Baca Juga

Apa kabar denganmu disana, Imam? 

Akh, sebenarnya agak risih juga memanggil sendiri namaku untukmu. Tapi, bukankah nama yang sama sejak dulu melekat pada persahabatan kita, bukan? Aku Imam Rahmanto. Engkau Muh. Imam Saleh. Orang-orang memanggil kita sama, Imam. Untuk memperjelas, mereka membedakan kita dengan “Imam R” dan “Imam S”. Haha…cukup lucu, bukan? Tidak lebih lucu dibandingkan waktu bermain kita yang sering dihabiskan bersama.

Sejak kecil, kita telah bersahabat. Meskipun engkau tak menikmati Taman Kanak-Kanak, namun hari-hari kita dilewati dengan bermain bersama. Apalagi ketika menginjak bangku sekolah dasar, kita semakin akrab dan menjadi teman baik. 

Apa kau ingat, tentang majalah Bobo yang selalu kita beli bersama-sama. Ada banyak koleksi majalah Bobo itu di rumahku, dan di rumahmu. Kita tak pernah melewatkan membacanya. Kita memang sama, suka membaca. Karenanya, mungkin berpengaruh dengan keadaan di sekolah kita.

Kita tidak hanya bersaing dalam nama, namun dalam urusan “ranking-ranking” saja kita juga menjadi rival sejati. Aku berada di ranking satu, engkau ranking dua. Aku ranking tiga, engkau ranking empat. Hal it uterus berlanjut hingga kita sama-sama sekolah di SMP yang sama. Lepas dari itu, engkau memilih untuk sekolah di SMA yang berbeda denganku, sekolah yang jauh dari tempat tinggal kita. Kata orang, itu sekolah unggulan. Bagiku, semua sekolah sama saja.

Sejak itu pula, kita tidak lagi menjalani hari-hari di sekolah bersama-sama. Engkau sekolah agak jauh disana, yang setiap hari harus ditempuh dengan mengendarai angkutan umum antar kecamatan atau nebeng di kendaraan teman. Sementara aku, hanya berjarak kurang lebih tiga kilometer dari tempat tinggal kita. Meskipun demikian, kita amsih sering bertemu dan kumpul bersama-sama selepas pulang sekolah.

“Aku mau menamakannya D’Blazen gank, deh,” ujarku suatu hari. Lucu. Asal-asalan. Nama yang aku petik dari tempat tinggal kita, Belajen. Aku mengajukan saran untuk nama kelompok pertemanan kita. Bukan hanya kita berdua, kan? Ada banyak teman lainnya yang masih sering berkumpul, meskipun kini masing-masing telah melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbeda-beda. 

Ada Reski yang sejak SMP-nya telah memilih sekolah yang berbeda dengan kita. Tapi, aku dan dia kemudian melanjutkan sekolah di SMA yang sama dengannya. Nining, yang kataku dan katamu adalah anggota DPR sejati alias urusan DaPuR. Soal dapur, dialah ahlinya, Jadinya, jika lebaran tiba, kita selalu beramai-ramai berkumpul di rumahnya. Ada pula Agus, teman sesama Jawa-ku. Namun, bisa dibilang dialah yang paling royal diantara kita. Lalu ada pula Jais, teman paling cool (menurutnya) diantara kita. Dia banyak mencari pacar sana-sini. Lalu, ada pula Nia, yang meskipun jarang gabung dengan kita, tapi di acara-acara besar dia selalu menyempatkan diri hadir bersama kita.

Kusma, yang menurut orang, adalah yang tercantik diantara teman-teman kita. Tak heran dia jadi primadona di sekolahj yang sama denganmu. Trus, ada pula Maul. Yah, meskipun semenjak memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) dia sudah jarang bergaul dengan kita. Hanya sesekali saja dia “tidak sengaja” menampakkan diri di depan kita. Nyaris sama dengan Anto, karena kesibukannya membantu usaha ibunya, agak jarang ngumpul.

Akh, aku rindu dengan mereka, ImS. Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu, pada mereka, pada kalian. Aku ingin berbagi cerita denganmu…  

Seperti halnya dulu ketika aku meluangkan waktu untuk ikut denganmu ke sawah milk keluargamu. Aku tak punya sawah disana, maka aku ingin membantumu di sawah. Di sana, kita bergantian melempari burung-burung yang mematuk-matuk padi yang sebentar lagi dipanen. Di gubuk-gubuk kecil, aku banyak bercerita, dan engkau pun banyak bercerita.

Seperti halnya kini, aku ingin banyak bercerita padamu…


--Imam Rahmanto--

You Might Also Like

0 comments