Diary Bersejarah yang Diabadikan
Desember 31, 2013Baca Juga
Sumber: goodreads.com |
Dear Kitty. Novel yang menjadi rekomendasi bacaan dalam film Freedom Writer. Buku karangan Anne Frank ini, merupakan kisah nyatanya sendiri bersama keluarganya yang bersembunyi dari kejaran tentara Nazi. Mereka bersembunyi pada ruangan rahasia di rumah yang menjadi perkantoran selama 2 tahun.
Setelah beberapa kali mengalami pengubahan judul, mungkin yang beredar di Indonesia memang “Dear Kitty”, Anne Frank dikenal khalayak. Catatan hariannya ini dicetak dalam 32 bahasa. Dan menjadi catatan penting sejarah penjajahan Nazi di Jerman dalam kepemimpinan beringas Hitler. Meskipun tak lagi hidup, ia beruntung bisa meninggalkan catatan hariannya ini untuk diabadikan menjadi buku. Penulis selalu hidup dalam setiap tulisannya.
Dalam “catatan harian” ini, bisa dilihat sosok Anne Frank yang cerdas di usianya yang belum mencapai 16 tahun. Bagaimana tidak, dalam persembunyiannya pula ia dilengkapi dengan buku-buku tentang filsafat, mitologi Yunani, dan buku-buku sejarah lainnya. Setiap hari dalam masa persembunyiannya, ia lebih banyak menghabiskan waktunya membaca buku itu. Bahkan, ia juga suka membaca majalah seni yang menjadikannya “hafal mati” seniman-seniman pada masa itu.
Sejujurnya, “novel” ini tidak begitu banyak membetot perhatian saya. Isinya yang cenderung tentang pengalaman sehari-hari penulisnya ketika menjalani masa-masa “persembunyiannya” tidak memberikan banyak efek klimaks bagi saya sebagai pembacanya. Entahlah. Apakah karena saya yang memang kurang peka, atau memang karena novel ini hanyalah tuangan langsung dari sebuah diary.
Alur yang terpatri dalam benak saya juga tidak tersusun secara rapi, meskipun tanggalnya disusun berurut. Karena buku ini berbeda dengan novel pada umumnya yang menghimpun cerita berkelanjutan di tiap halamannya. Dalam diary ini, penulis hanya berkisah tentang hari-hari yang dilaluinya. Bukan kebetulan ketika hal yang satu berkelanjutan dengan hal lainnya hanya karena memang terjadi dalam hidup penulis sendiri. Jadi, saya merasa ada cerita-cerita yang berkisah terpisah dari konteks buku ini.
Meskipun agak mengecewakan, saya cukup excited untuk membaca buku ini. Wawasan sejarah saya bertambah sedikit demi sedikit. Di samping itu, saya menyukai quote-quote-nya ini:
“Kemalasan memang menarik, tapi bekerja memberikan kepuasan.”
“Hati yang tenang membuat seseorang kuat.”
“Aku bisa melupakan apa saja dengan menulis, kepedihan lenyap, nyaliku menitis.”
“Bagaimana aku bisa membuatnya mengerti bahwa yang tampak mudah dan menarik itu akan menyeretnya ke kedalaman, kedalaman, yang sama sekali tidak memberikan kenyamanan, tanpa teman dan tanpa keindahan, kedalaman tempat seseorang nyaris mustahil untuk membangkitkan dirinya dari sana?”
“Orang yang punya agama seharusnya bersyukur karena tidak semua orang memiliki anugerah keyakinan terhadap hal-hal surgawi. Kau bahkan tidak perlu takut terhadap hukuman setelah kematian; api penyucian, neraka, dan surge merupakan hal yang tidak bisa diterima oleh banyak orang, tetapi tetap saja sebuah agama; tidak penting yang mana, tapi agama menjaga seseorang berada di jalan yang benar. Bukan karena takut terhadap Tuhan melainkan menjunjung tinggi kehormatan dan hati nurani seseorang.”
Di samping memberikan saya pemahaman menarik tentang sejarah, buku ini juga ditulis oleh Anne Frank yang sejak dalam “persembunyiannya” bercita-cita menjadi seorang penulis dan jurnalis.
“…akan bisakah aku menulis sesuatu yang besar, akankah aku menjadi jurnalis atau penulis? Kuharap begitu, oh, aku sangat berharap begitu, karena aku bisa menangkap kembali semuanya saat menulis, pikiran, idealism, dan fantasiku.”
Buku harian asli Anne Frank. (google.com) |
--Imam Rahmanto--
1 comments
Dari dulu mau baca buku ini, tapi belum dapat-dapat :| #kode
BalasHapus