Kebaikan yang Unik

September 01, 2013

Baca Juga

Pagi! Saya selalu menyukainya. Bahkan ketika pagi masih belum pernah menyapa saya dengan kata-kata. #lah, memang bisa?? Hahahaha….semangat ini yang selalu saya rindukan, dan mungkin juga yang selalu dirindukan oleh teman-teman saya. Semoga, semoga….

Cara terbaik untuk menebar kebaikan adalah dengan meninggalkan jejak kebaikan itu sendiri pada orang lain. Kebaikan yang juga turut diikuti orang lain. Kebaikan yang juga akan diturunkannya pula untuk orang-orang di sekitarnya.

Baru beberapa hari yang lalu saya kembali menginjakkan kaki di kota ini. Padahal seharusnya saya menjalankan kewajiban di “tanah KKN”, sekadar menunaikan tugas akademik dan pengabdian diri kepada masyarakat. Akan tetapi, saya merasa lebih bertanggung jawab lagi pada tugas-tugas saya disini. Yah, paling tidak, sebagai seorang pimpinan, saya harus memberikan contoh yang baik kepada teman-teman yang menjadi bagian dari tubuh yang saya pimpin. Di samping itu, saya menganggap keluarga saya untuk saat ini adalah disini…

Kebaikan selalu meninggalkan jejaknya. Atau, paling tidak, segala hal berbeda atau unik yang kita tinggalkan dalam kehidupan kita punya tempatnya masing-masing untuk orang lain. Mungkin, hal yang sama berlaku atas pengarahan saya di masa lalu kepada teman-teman yang menjadi bagian “tubuh” yang saya pimpin dahulu.

Kemarin, entah bagaimana caranya, saya melihat refleksi diri saya dalam sikap seorang teman yang dulu pernah menjadi satu “tubuh” dalam divisi yang saya pimpin. Kini, ia yang menjadi pimpinan dalam divisi itu. Berbekal dengan anggota-anggota yang baru, yang semoga bisa menjadi “kaki” dan “tangan” bagi kepemimpinannya disana.

Terkadang, untuk menerapkan sesuatu yang berbeda, kita harus menemukan banyak sandungan-sandungan kecil. Dianggap melanggar tradisi lah, dianggap tidak sesuai lah, atau malah dianggap pemberontak. Akan tetapi, dulu, saya berpikir bahwa saya hanya mencoba menerapkan sesuatu yang “unik”. Berbeda. Karena saya tidak suka menjadi sama dengan orang lain. Saya ingin selalu berbeda. Bahkan untuk sesuatu yang disukai orang banyak, saya terkadang memilih untuk tidak menyukainya. Yaa, karena orang banyak sudah suka, tidak akan menjadi unik lagi kan bagi saya?

Ya, ya, dan hal seperti itu, dulu berlaku bagi saya. Penerapannya pada divisi kami. Entah bagaimana caranya, kami menjalankannya dengan senang. Apakah karena tagline kami juga berpengaruh ya? haha… Saya hanya berusaha menjalankan kepemimpinan yang berbeda. Unik. Di saat orang lain kebanyakan seperti “itu”. Maka saya harus “ini”.

Dan melihat hal kemarin, kemudian menyadarkan saya. Ada sedikit kebaikan yang telah saya jejakkan untuk mereka. Jejak yang bisa jadi dianggap baik oleh mereka. Mungkin hanya secuil atau sepercik harapan-harapan kecil. Namun setidaknya, kelak ketika saya telah dilepaskan dari ingatan mereka, ada hal-hal kecil yang bisa kembali saya bangun. Semangat.

Saya kemudian bersemangat (lagi) untuk menyenandungkan harapan-harapan yang berbeda, dengan cara-cara yang berbeda (versi saya) kepada “sesuatu” yang saya pimpin. Saya suka unik, dan itu adalah cara saya. ^_^.



--Imam Rahmanto-- 

You Might Also Like

0 comments