Lari? Tak Baik!

Mei 02, 2013

Baca Juga

(google.com)
Jika tak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang berani!

Saya menemukan kembali esensi kalimat itu pagi ini. Di pagi ketika saya nyaris saja kehilangan separuh harapan saya atas kuliah pagi ini. :) Di pagi yang nyaris pula mengembalikan saya menjadi orang yang seperti dulu, sangat buruk.

Jika sebagian besar orang bertanya tentang alasan-alasan saya harus mengulang mata kuliah tertentu di tahun ini, sebenarnya bukan pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Dulu, selain saya telah terjangkit oleh virus “malas” karena disibukkan oleh pekerjaan atau aktivitas lain, saya juga tergolong sebagai orang-orang yang suka “melarikan diri”. Begitulah saya menilai diri saya.

Apa yang terjadi?

Flashback, saya terkadang (atau sering) melalaikan kewajiban saya sebagai seorang anggota kelompok ketika sebuah kelompok terbentuk dalam suatu mata kuliah tertentu. Saya malah seringkali mangkir dari acara presentasi-presentasi teman-teman saya jika saya menganggap diri masih belum siap, dan kebanyakan selalu merasa tidak siap. Tak ayal, hal itu membuat teman-teman saya dongkol. Tak hanya itu, saya terkadang “melarikan diri” pula dari presentasi-presentasi individu. Parahnya lagi, untuk ujian pun jikalau saya merasa tidak memiliki persiapan apa-apa, saya memilih untuk mangkir saja dari mata kuliah tersebut. Alhasil, menjadi track record yang buruk kan dalam proses perkuliahan? Tentunya berimbas pula pada nilai-nilai saya. Miris. Malang. Kasihan.

Pagi ini, ketika akar-akar pikiran seperti itu muncul lagi, perasaan saya mulai menyatu untuk membenarkan perbuatan saya. Akan tetapi, beruntung, saya masih memiliki teman-teman  (baru) yang benar-benar peduli (sepertinya) pada saya. Ketika saya berpikir untuk lagi-lagi “melarikan diri” dari mata kuliah pagi ini, sokongan dari salah seorang teman saya datang bertubi-tubi pagi ini.

Takut-takut, saya banyak bertanya melalui pesan-pesan singkat handphone. Dan pada akhirnya membuat saya memaksakan diri mengambil langkah awal. Harus berani!

Mengingat-ingat kejadian tadi pagi, sedikit membuat saya tertawa sendiri melihat tingkah bodoh saya. Antara pergi atau “melarikan diri”. Pergi, tidak, pergi, tidak, pergi, tidak, pergi, tidak. Akan tetapi, sms dari teman saya semakin menguatkan saya untuk masuk kuliah pagi ini, memilih untuk berani apapun resikonya nanti. Lagipula, saya sudah bertekad untuk tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan yang dulu.

Yah, melihat kesalahan-kesalahan saya di waktu lalu, membuat saya belajar lebih banyak menghargai bantuan teman-teman saya. Saya belajar untuk tak lagi mengandalkan “pelarian” saya. Saya belajar untuk tak lagi mengecewakan mereka yang memberikan kepercayaan pada saya. Saya belajar untuk lebih bertanggung jawab atas tugas saya. Nah, siapapun yang menjadi teman regu/ kelompok saya berikutnya, biarkan saya berbulat hati untuk tak lagi membuat kalian kecewa hanya karena ketakutan-ketakutan saya… ^_^.

Saya merasa beruntung, menemukan lebih banyak orang-orang yang berbeda dalam kehidupan saya. Sebagaimana saya mempercayai bahwa tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini, maka saya pun percaya,Tuhan selalu memberikan hal terbaik dalam hidup saya, mengulang beberapa sesi perjalanan saya, sekaligus menghadiahkan lebih banyak teman-teman baru...



--Imam Rahmanto--

You Might Also Like

0 comments