Mencari dan Melihat Dunia Lebih Luas
Maret 07, 2013Baca Juga
Keluarlah, jelajahi dunia, maka kau akan melihat dunia tak sekadar persepsimu. Temukan hal-hal yang baru…
Sore ini, saya memutuskan untuk memenuhinya. Melihat hal-hal baru di luar dunia saya. Merasakan pengalamannya, yang tentunya jauh lebih dari sekadar yang pernah saya alami. Menjelajahi dunia secara harfiah? Tentu saja “belum”, karena saya baru mengawali langkah kecil saya dari sini…
Saya senang, pada akhirnya ditawari sebuah freelance yang tidak lagi berhubungan dengan dunia designing. Saya tak lagi harus duduk berjam-jam di depan komputer hanya untuk sekadar men-design tampilan perwajahan koran, tabloid, ataupun buku. Bukannya saya tidak suka designing, saya malah mampu mengerjakannya dengan baik kok. Akan tetapi, menelusuri tempat-tempat baru, bertemu dengan hal-hal baru, berinteraksi dengan orang-orang baru, atau memperoleh pemahaman barulah yang selalu membuat saya “tertantang” untuk terjun ke lapangan, dunia luar.
Ketimbang sebagai seorang designer ataupun layouter, saya lebih senang menyebut diri saya sebagai seorang writer atau reporter (meskipun masih sebatas belajar ataupun freelance). Makanya, saya selalu agak risih jika harus berhadapan dengan dunia desain dalam keadaan “terpaksa” atau “dipaksa”. Maklum, orang dengan banyak keterampilan memang selalu dicari. :p
“Ini dia penulisnya, yang akan menjadi mitra kita,” tutur seseorang yang baru saya kenal hari ini. Ia memperkenalkan saya pada temannya.
Tahu tidak, saya begitu senangnya mendengar apa yang ia “label”kan pada saya. Seandainya saya diizinkan nyebur ke kolam sebelah, tempat kami meeting, saya akan nyebur saja saking senangnya. ^_^. Seumur-umur, saya baru pertama kalinya disebut sebagai seorang penulis (writer). Asli. Apalagi dalam kesempatan ini tak tanggung-tanggung saya harus bekerja secara profesional. Oleh karena itu, saya berpikir, penyematannya kepada saya bukanlah sekadar basa-basi perkenalan saja.
Selama ini, saya bekerja dalam dunia lingkungan kampus, yang bisa dikatakan masih dalam tahap belajar. Organisasi saya banyak mengajarkan tentang kehidupan kampus dan seluk-beluk dunia jurnalistik sebagai bawaan kami. Saya (hampir) menguasainya, dan masih saja tetap berjalan di dunia kampus. Nah, untuk mengembangkan pengalaman, saya ingin mencoba hal-hal baru, menemukan dunia-dunia baru yang tetap mendukung impian dan target saya. Sedikit lagi, saya akan memahami bagaimana mekanisme “bekerja secara profesional”.
Di lingkungan pers kampus yang kini saya dalami, saya pernah menghayati pesan salah seorang kakak kami, “Anak-anak lembaga pers ini yang telah lepas dari sini, tidak ada yang tidak pandai dalam menulis,” yakinnya. Seperti saya meyakini apa yang saya lakukan hari ini. Just believe it! Saya mencoba akan menerapkan ilmu yang telah saya dapatkan selama ini, secara profesional. :)
Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua telah digariskan dan terencana dengan baik…
Saya kini tahu, mengapa Tuhan beruntun memberikan saya beberapa masalah atau musibah. Bukannya ia menyuruh saya untuk terpuruk. Tak berbuat apa-apa. Melainkan, saya kini tahu, Tuhan menginginkan saya belajar. Seperti saya tahu, Tuhan telah merencanakan semua. Apa yang terjadi pada saya di hari kemarin adalah untuk mengawali apa yang akan terjadi pada saya hari ini.
Dan kini, saya harus bersiap untuk bekerja lebih keras. Ini bekerja secara professional, loh. Dan tentunya mempertaruhkan branding saya sebagai seorang penulis amatir. Hehe.. Bagian terpentingnya, saya bisa menemukan banyak hal-hal baru di luar pemahaman saya selama ini. Di samping itu, bakal ada lebih banyak hal lagi yang bisa saya bagi untuk dia yang selalu membayangkan saya pada muara usaha keras saya. ^_^.
Ps: Oh ya, saya juga baru mendapati minuman Hot Cappuccino yang benar-benar menarik minat saya. Kali ini sangat berbeda dengan cappuccino yang selama ini saya nikmati, baik di warkop maupun olahan sendiri. Yah, meskipun mungkin rasa, aroma, dan nikmatnya itu sebanding dengan harganya yang jauh lebih mahal, ditambah pula dengan suasananya yang membuat saya betah berlama-lama duduk disana. Naturally is amazing. Meskipun saya sempat kikuk alias norak, tentang cara menikmati atau menyeruput hot cappuccino yang satu itu. Hehe.. ^_^V.
Sore ini, saya memutuskan untuk memenuhinya. Melihat hal-hal baru di luar dunia saya. Merasakan pengalamannya, yang tentunya jauh lebih dari sekadar yang pernah saya alami. Menjelajahi dunia secara harfiah? Tentu saja “belum”, karena saya baru mengawali langkah kecil saya dari sini…
Saya senang, pada akhirnya ditawari sebuah freelance yang tidak lagi berhubungan dengan dunia designing. Saya tak lagi harus duduk berjam-jam di depan komputer hanya untuk sekadar men-design tampilan perwajahan koran, tabloid, ataupun buku. Bukannya saya tidak suka designing, saya malah mampu mengerjakannya dengan baik kok. Akan tetapi, menelusuri tempat-tempat baru, bertemu dengan hal-hal baru, berinteraksi dengan orang-orang baru, atau memperoleh pemahaman barulah yang selalu membuat saya “tertantang” untuk terjun ke lapangan, dunia luar.
Ketimbang sebagai seorang designer ataupun layouter, saya lebih senang menyebut diri saya sebagai seorang writer atau reporter (meskipun masih sebatas belajar ataupun freelance). Makanya, saya selalu agak risih jika harus berhadapan dengan dunia desain dalam keadaan “terpaksa” atau “dipaksa”. Maklum, orang dengan banyak keterampilan memang selalu dicari. :p
“Ini dia penulisnya, yang akan menjadi mitra kita,” tutur seseorang yang baru saya kenal hari ini. Ia memperkenalkan saya pada temannya.
Tahu tidak, saya begitu senangnya mendengar apa yang ia “label”kan pada saya. Seandainya saya diizinkan nyebur ke kolam sebelah, tempat kami meeting, saya akan nyebur saja saking senangnya. ^_^. Seumur-umur, saya baru pertama kalinya disebut sebagai seorang penulis (writer). Asli. Apalagi dalam kesempatan ini tak tanggung-tanggung saya harus bekerja secara profesional. Oleh karena itu, saya berpikir, penyematannya kepada saya bukanlah sekadar basa-basi perkenalan saja.
Selama ini, saya bekerja dalam dunia lingkungan kampus, yang bisa dikatakan masih dalam tahap belajar. Organisasi saya banyak mengajarkan tentang kehidupan kampus dan seluk-beluk dunia jurnalistik sebagai bawaan kami. Saya (hampir) menguasainya, dan masih saja tetap berjalan di dunia kampus. Nah, untuk mengembangkan pengalaman, saya ingin mencoba hal-hal baru, menemukan dunia-dunia baru yang tetap mendukung impian dan target saya. Sedikit lagi, saya akan memahami bagaimana mekanisme “bekerja secara profesional”.
Di lingkungan pers kampus yang kini saya dalami, saya pernah menghayati pesan salah seorang kakak kami, “Anak-anak lembaga pers ini yang telah lepas dari sini, tidak ada yang tidak pandai dalam menulis,” yakinnya. Seperti saya meyakini apa yang saya lakukan hari ini. Just believe it! Saya mencoba akan menerapkan ilmu yang telah saya dapatkan selama ini, secara profesional. :)
Tak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Semua telah digariskan dan terencana dengan baik…
Saya kini tahu, mengapa Tuhan beruntun memberikan saya beberapa masalah atau musibah. Bukannya ia menyuruh saya untuk terpuruk. Tak berbuat apa-apa. Melainkan, saya kini tahu, Tuhan menginginkan saya belajar. Seperti saya tahu, Tuhan telah merencanakan semua. Apa yang terjadi pada saya di hari kemarin adalah untuk mengawali apa yang akan terjadi pada saya hari ini.
Dan kini, saya harus bersiap untuk bekerja lebih keras. Ini bekerja secara professional, loh. Dan tentunya mempertaruhkan branding saya sebagai seorang penulis amatir. Hehe.. Bagian terpentingnya, saya bisa menemukan banyak hal-hal baru di luar pemahaman saya selama ini. Di samping itu, bakal ada lebih banyak hal lagi yang bisa saya bagi untuk dia yang selalu membayangkan saya pada muara usaha keras saya. ^_^.
* * * * *
Ps: Oh ya, saya juga baru mendapati minuman Hot Cappuccino yang benar-benar menarik minat saya. Kali ini sangat berbeda dengan cappuccino yang selama ini saya nikmati, baik di warkop maupun olahan sendiri. Yah, meskipun mungkin rasa, aroma, dan nikmatnya itu sebanding dengan harganya yang jauh lebih mahal, ditambah pula dengan suasananya yang membuat saya betah berlama-lama duduk disana. Naturally is amazing. Meskipun saya sempat kikuk alias norak, tentang cara menikmati atau menyeruput hot cappuccino yang satu itu. Hehe.. ^_^V.
Hmm...sorry, udah setengah jalan. Hahaha... |
--Imam Rahmanto--
0 comments