Banyak Baca, Banyak Tahu

Juni 05, 2012

Baca Juga

Buku baru saya

Sudah hampir tiga hari saya merasa sedikit terlepas dari beban saya. Tugas sebagai layouter benar-benar menyita waktu saya, tidak hanya 24 jam. Menyita pikiran pula. Malah, saya jenuh dengan persoalan desain dan tetek-bengeknya yang selalu dilimpahkan pada saya. Gara-garanya, saya tidak punya kesempatan lagi untuk berkreativitas lewat tulisan.

Toh, orang-orang juga tidak tahu apa layouter itu. Tugasnya apa? Bagaimana tugasnya? Hanya orang-orang media yang tahu. Bah, padahal saya orang yang paling tidak suka bekerja di belakang layar. Kita kan juga perlu mengaktualisasi diri, nambah pengalaman, berinteraksi.

Oleh karenanya, seperti sekarang, begitu saya usai melaksanakan kewajiban saya itu (menanti tugas berikutnya), saya jadi punya sedikit waktu luang. Meski sedikit saja, tapi banyak buku yang mesti saya lahap. Bukan buku kuliah juga sih. Haha....

Beruntungnya, saya punya sedikit rezeki untuk sekadar memborong buku di Gramedia. Lihat saja, buku-buku Berjuta Rasanya (Tere Liye), Writer VS Editor (Ria N Badaria), dan Catching Fire (Suzanne Collins) resmi menjadi milik saya. Itu belum termasuk buku-buku yang masuk dalam daftar tunggu bacaan saya (hasil pinjaman dari teman); Aku, Kau, dan Sepucuk Angpau Merah (Tere Liye), Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Tere Liye), Madre (Dee), Partikel (Dee). Pokoknya semuanya harus saya lahap. Wuih, banyak sekali.

Saya sudah lama merasa rindu dengan membaca buku itu, sama rindunya ketika saya lama tidak berceloteh di tulisan. Sangat kolot jika saya beralasan "kesibukan" adalah penyebab semua itu. Kesibukan ya semata-mata hanya jadi sebuah alibi pembenaran.

"Banyak baca, banyak tahu," Idiom itu berlaku untuk semua bacaan yang kita lahap. Tidak terkecuali untuk sekadar baliho sekalipun. Di dalam novel, di balik ceritanya, selalu saja terselip pelajaran-pelajaran berharga. Tidak menggurui, namun menunjukkan. Bagi saya, itu lebih baik ketimbang harus membaca buku-buku yang langsung "mengajarkan" kita. Saya lebih banyak belajar tentang hidup dari buku-buku bacaan itu.

Oh ya, selain itu, saya juga punya mimpi suatu hari bisa membuat perpustakaan mini pribadi di kamar sendiri. Meski kamar saya kecil (dan selalu tak berpenghuni), dengan kehadiran buku-buku di dalamnya akan membuatnya serasa luas, bagai mengelilingi dunia. Yah, dengan membaca buku, maka kita akan mengenal dunia. Sweet...


--Imam Rahmanto--

You Might Also Like

0 comments