Sebuah Langkah Awal
Oktober 09, 2011Baca Juga
Kejutan besar (bagi saya)! Lihat saja, di halaman sebuah media harian (FAJAR) di kota Makassar, secuil tanggapan yang kukirimkan dua hari sebelumnya bisa diapresiasi oleh pihak media. Memang sih, orang-orang sekitar saya menganggap itu adalah hal yang biasa dan tidak patut untuk dibesar-besarkan. Apalagi hanya sedikit. Namun, bagi saya yang notabene sangat awam mengenai media dan sangat (bermimpi) untuk menghasilkan sebuah karya, hal ini saya anggap sebagai suatu langkah awal.
Selama ini, saya hanya bisa melihat orang lain berkarya. Usaha saya untuk menghasilkan sebuah karya juga selalu terbata-bata. Ada banyak hal yang menghambat saya untuk menulis. Akan tetapi, yang paling utama sebenarnya adalah kemauan saya yang dulu masih sedangkal parit.
Barulah ketika beberapa waktu lalu saya menjumpai orang dengan minat yang sama ternyata telah menelurkan beberapa karyanya, dan bahkan beberapa kali menembus media umum di Makassar, saya merasa iri. Namun iri dalam artian positif.. Saya pun ikut terdorong untuk bisa lebih baik dari mereka. Dan akhirnya saya mulai membangun kembali jalur awal saya sepenuhnya.
Komitmen. Ternyata itulah yang dibutuhkan. Hanya terkadang kita sebagai manusia mengalami pasang-surut semangat untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, layaknya bensin, sedikit percikan “api”, maka semangat kita bisa kembali berapi-api.
Nah, hal seperti itulah yang perlu kita lakukan. Jangan membiarkan semangat terus menyala tanpa melakukan perubahan. Pada dasarnya, api tidak akan berguna jika didiamkan terus menerus. Yang ada, hanya akan padam tanpa membakar apapun. Maka, jika berkobar, lakukanlah sesuatu.
Semangat yang saya miliki sekarang pun ingin saya tularkan kepada orang lain. Saya juga ingin “membakar” semangat menulis pada diri teman-teman saya. Oleh karena itulah, saya selalu berusaha untuk “mengompori” mereka. Hehehehe….. dan ternyata saya (bangga) bisa “memanas-manasi” salah seorang teman saya. Ia pun akhirnya “terbakar” untuk selalu menulis. (Salah satu hasilnya, ia mencoba usaha yang sama dan juga mulai aktif dalam forum kepenulisan yang sama di dunia maya). Siiiip!!
Mereka nantinya akan jadi saingan kita dong!
Ah, tak perlu khawatir, lah. Toh, kita hidup memang untuk berkompetisi. Kenapa mesti takut (kalah)? Malahan, semakin banyak saingan, akan semakin membakar semangat kita untuk terus menelurkan karya yang lebih baik. Dan saya pikir itu adalah hal yang sangat membangun.
Ah,..ternyata semua kembali pada diri kita, ya. Ini permasalahan komitmen. Jalur yang kita buat sedari awal menetapkan tujuan (impian) kita, sudah seharusnya kita jalani dengan bijaksana. Hanya saja, terkadang kita mengalami “down of spirit” yang menyebabkan kita keluar dari jalur awal. Oleh karena itu, dibutuhkan sedikit percikan untuk “membakar” kembali mesin semangat kita. Kalau perlu, kita usahakan agar apinya menjalar “membakar” orang lain (Halah..). Hehehe…
Namun, saya merasa ini menjadi langkah awal untuk saya bisa berlari. Karena seseorang tidak akan bisa berlari tanpa memulai satu langkah awal.
Just Do it!
Salah satu rubrik yang memuat tanggapan saya |
Selama ini, saya hanya bisa melihat orang lain berkarya. Usaha saya untuk menghasilkan sebuah karya juga selalu terbata-bata. Ada banyak hal yang menghambat saya untuk menulis. Akan tetapi, yang paling utama sebenarnya adalah kemauan saya yang dulu masih sedangkal parit.
Barulah ketika beberapa waktu lalu saya menjumpai orang dengan minat yang sama ternyata telah menelurkan beberapa karyanya, dan bahkan beberapa kali menembus media umum di Makassar, saya merasa iri. Namun iri dalam artian positif.. Saya pun ikut terdorong untuk bisa lebih baik dari mereka. Dan akhirnya saya mulai membangun kembali jalur awal saya sepenuhnya.
Komitmen. Ternyata itulah yang dibutuhkan. Hanya terkadang kita sebagai manusia mengalami pasang-surut semangat untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, layaknya bensin, sedikit percikan “api”, maka semangat kita bisa kembali berapi-api.
Nah, hal seperti itulah yang perlu kita lakukan. Jangan membiarkan semangat terus menyala tanpa melakukan perubahan. Pada dasarnya, api tidak akan berguna jika didiamkan terus menerus. Yang ada, hanya akan padam tanpa membakar apapun. Maka, jika berkobar, lakukanlah sesuatu.
Semangat yang saya miliki sekarang pun ingin saya tularkan kepada orang lain. Saya juga ingin “membakar” semangat menulis pada diri teman-teman saya. Oleh karena itulah, saya selalu berusaha untuk “mengompori” mereka. Hehehehe….. dan ternyata saya (bangga) bisa “memanas-manasi” salah seorang teman saya. Ia pun akhirnya “terbakar” untuk selalu menulis. (Salah satu hasilnya, ia mencoba usaha yang sama dan juga mulai aktif dalam forum kepenulisan yang sama di dunia maya). Siiiip!!
Mereka nantinya akan jadi saingan kita dong!
Ah, tak perlu khawatir, lah. Toh, kita hidup memang untuk berkompetisi. Kenapa mesti takut (kalah)? Malahan, semakin banyak saingan, akan semakin membakar semangat kita untuk terus menelurkan karya yang lebih baik. Dan saya pikir itu adalah hal yang sangat membangun.
Ah,..ternyata semua kembali pada diri kita, ya. Ini permasalahan komitmen. Jalur yang kita buat sedari awal menetapkan tujuan (impian) kita, sudah seharusnya kita jalani dengan bijaksana. Hanya saja, terkadang kita mengalami “down of spirit” yang menyebabkan kita keluar dari jalur awal. Oleh karena itu, dibutuhkan sedikit percikan untuk “membakar” kembali mesin semangat kita. Kalau perlu, kita usahakan agar apinya menjalar “membakar” orang lain (Halah..). Hehehe…
Namun, saya merasa ini menjadi langkah awal untuk saya bisa berlari. Karena seseorang tidak akan bisa berlari tanpa memulai satu langkah awal.
Just Do it!
1 comments
Wohoooo... KEREEEN! Selamaat yak, semoga makin keren prestasi nulisnya di masa mendatang
BalasHapus