11# Sepuluh Kedua
Juni 28, 2015Baca Juga
Ramadhan#11 |
Saya tidak punya jadwal sepadat kemarin di hari puasa kali ini. Hari libur. Meskipun sejatinya pekerjaan pers tak pernah berhenti. Pun, tak punya waktu tetap.
Katanya, di sepuluh hari kedua Ramadhan ini punya keutamaan maghfirah. Artinya, umat Islam diberikan pengampunan. Setelah melalui fase sepuluh hari pertama yang punya keutamaan rahmat. Dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak amalan di malam hari. Shalat tarawih, dzikir, hingga shalat tahajud.
Padahal kita dibukakan pintu ampunan seluas-luasnya. Jika merefleksikan diri semenjak awal Ramadhan kemarin, saya merasa masih belum berbuat banyak amalan. Kepekatan kepala orang dewasa sepertinya menghalangi usaha-usaha untuk mendekatkan lebih jauh pada amalan-amalan yang jauh berkali lipat. #menghela napas
Ada baiknya memulai di sepuluh kedua Ramadhan ini. Tak ada kata terlambat untuk segala laku baik yang dibayangkan di kepala. Ini Ramadhan, ini saat mempertebal iman. Setidaknya, memulai hitungan pahala yang digandakan berkali lipat oleh Yang Maha Kuasa. Berusaha merealisasikan grafik mendaki pada seisi bulan Ramadhan.
Beruntung, di Ramadhan yang ke-11 ini, saya mendapatkan hadiah dari seorang teman. Anggap saja sebagai hadiah ulang tahun kemarin, sebelum puasa, alih-alih sebagai imbalan atas bantuan saya membantunya rentang beberapa hari.
Saya tidak punya jadwal sepadat kemarin di hari puasa kali ini. Hari libur. Meskipun sejatinya pekerjaan pers tak pernah berhenti. Pun, tak punya waktu tetap.
Katanya, di sepuluh hari kedua Ramadhan ini punya keutamaan maghfirah. Artinya, umat Islam diberikan pengampunan. Setelah melalui fase sepuluh hari pertama yang punya keutamaan rahmat. Dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak amalan di malam hari. Shalat tarawih, dzikir, hingga shalat tahajud.
Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)." -- Hadist Dari Abu Hurairah r.a--
Padahal kita dibukakan pintu ampunan seluas-luasnya. Jika merefleksikan diri semenjak awal Ramadhan kemarin, saya merasa masih belum berbuat banyak amalan. Kepekatan kepala orang dewasa sepertinya menghalangi usaha-usaha untuk mendekatkan lebih jauh pada amalan-amalan yang jauh berkali lipat. #menghela napas
Ada baiknya memulai di sepuluh kedua Ramadhan ini. Tak ada kata terlambat untuk segala laku baik yang dibayangkan di kepala. Ini Ramadhan, ini saat mempertebal iman. Setidaknya, memulai hitungan pahala yang digandakan berkali lipat oleh Yang Maha Kuasa. Berusaha merealisasikan grafik mendaki pada seisi bulan Ramadhan.
Beruntung, di Ramadhan yang ke-11 ini, saya mendapatkan hadiah dari seorang teman. Anggap saja sebagai hadiah ulang tahun kemarin, sebelum puasa, alih-alih sebagai imbalan atas bantuan saya membantunya rentang beberapa hari.
--Imam Rahmanto--
0 comments