Teori Sains yang Dilebur Roman
Agustus 29, 2012Baca Juga
Sumber gambar: Goodreads.com |
Pengarang: Dewi "Dee" Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: 2012
Jumlah halaman: 322 halaman
Supernova ini sebenarnya bukan novel yang baru lagi bagi saya. Sudah sejak lama saya "mengidamkan" untuk membacanya, terlebih ketika teman-teman (yang sudah menikmatinya) selalu mengacungkan jempol ketika merekomendasikan novel jebolan Dee ini. Akan tetapi, meskipun saya memiliki serial keempatnya, saya lebih memilih untuk menunggu membaca mulai dari seri pertamanya; Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Mengapa?
Jauh hari, sekilas, saya membaca sedikit isinya. Isinya berputar pada penjelasan-penjelasan fiksi (ilmiah) yang bakal sulit dimengerti jika tidak dimulai dari awal. Selain itu, dari sisi cerita, teman saya selalu berkomentar, "Tidak bakalan menarik jika tidak membaca mulai dari serial pertamanya," Tentu saja hal itu membumbui rasa penasaran saya, yang membuat saya harus rela bersabar menunggui buku serial pertamanya ada di tangan saya. Alhasil saya dapat pinjaman dari teman saya. Hehe...
Novel ini berputar pada cerita dua orang pasangan guy yang berusaha menelurkan karya bersama; sebuah novel roman "Kesatria, Putri,dan Bintang Jatuh" dengan cerita yang dibuat "berbeda". Akan tetapi, tanpa mereka berdua sadari, kisah yang mereka tuliskan itu benar-benar berlangsung di kehidupan nyata, tidak sebatas sebuah cerita.
Dalam romannya, mereka berdua menjadi "dalang" dari kisah cinta terlarang antara Ferre sang eksekutif muda yang sukses dan Rana sang penulis berita. Merekalah Kesatria dan Putri yang dihadirkan Dimas dan Reuben dalam ceritanya. Sementara itu, sang Bintang Jatuh diperankan oleh Diva yang berprofesi sebagai seorang pelacur high class. Diva sendiri baru berperan dengan identitas aslinya menjelang akhir cerita.
Alur dan plot yang direncanakan oleh mereka sedemikian rupa ternyata mengalami "distraksi" yang menghadirkannya ke dunia nyata. Hal itu semakin diperkuat dengan kehadiran Supernova, sang cyber avatar yang ternyata menjadi penghubung diantara ketiga tokohnya.
Bagi penikmat bacaan-bacaan ringan, novel ini bakal menjadi bacaan yang sangat berat apalagi memusingkan (termasuk saya). Novel ini menjadi sarang beberapa teori-teori ilmu eksak maupun paikologis. Bahkan, berbicara tentang filsafat juga akan banyak kita temukan ketika mengikuti alur cerita dalam novel ini. Mungkin bagi orang awam, teori ilmiah dalam buku ini sangat asing dan membingungkan. Saya pun harus memeras otak ketika mencerna ceritanya. Akan tetapi, membacanya seperti belajar memahami pengetahuan-pengetahuan baru. Kita pun serasa jadi seorang ilmuwan.
Tidak sebatas teori ilmiah, ceritanya diparalelkan dengan kisah cinta romantis yang lebih dewasa. Bukan seperti kisah-kisah yang selama ini kita pahami.
Entah bagaimana caranya seorang Dewi Lestari menjejalkan begitu banyak teori-teori ilmiah dalam novelnya ini. Saya tidak habis pikir, ada berapa banyak buku pengetahuan yang harus dia baca sebelum menulis Supernova-nya. Ia benar-benar memberikan persepsi baru mengenai kisah dalam sebuab novel. BERBEDA. Hal itu yang saya rasakan jika membandingkan dengan novel-novel yang selama ini saya baca. Namun MENARIK. Karena menyajikan pengetahuan-pengetahuan baru meskipun sebagian besar masih membuat kepala saya berputar-putar.
Buku ini menjadi rekomendasi bacaan menarik buat mereka yang bergelut dalam dunia eksakta. Bagi mereka, mungkin ceritanya tidak akan memusingkan kepala. Oh ya, bisa pula menjadi bahan bacaan menarik buat penyuka kajian-kajian filsafat. Interested.
"Saya harus baca yang selanjutnya." Sugesti pada diri sendiri. Next: Supernova 2: Akar.
--Imam Rahmanto--
0 comments